
bondanfade2black.com- Jakarta - Siang itu, Rabu 27 Juni 2012, Pak Raden mempunyai banyak kegiatan, salah satunya beliau akan menerima "cinta" dari seluruh Rezpector Indonesia. Sebelum Pak Raden datang memenuhi undangan Bondan Prakoso & Fade2Black (baca: BF2B), siang itu beliau ada acara di salah satu stasiun TV swasta. Beliau berpesan agar memaklumi jikalau nanti akan datang sedikit telat ke acara penyerahan dana "Ngamen untuk Pak Raden" yang menjadi salah satu bagian dari acara peluncuran album ke-4 Bondan Prakoso & Fade2Black yang bertajuk "Respect Di Lapangan". Sekedar info, album ke-4 BF2B sendiri bertajuk "Respect & Unity For All" dengan single perdana mereka yang berjudul "Tak Terkalahkan".
"Ngamen untuk Pak Raden" ini adalah sebuah gerakan sosial yang digagas oleh para Rezpector yang merasa tergugah hatinya untuk membantu Pak Raden yang sedang terbelit masalah hak cipta Si Unyil. Gerakan sosial ini murni karena mereka (Rezpector) merasa bahwa Pak Raden sebagai seniman yang banyak memberikan pelajaran dan inspirasi kepada anak-anak telah diperlakukan seenaknya oleh orang-orang yang ingin menguntungkan diri sendiri.
BF2B sendiri tidak pernah meminta dan mengajak Rezpector untuk "bergerak" dan mengumpulkan dana. Seperti yang kita ketahui bersama, sejak tersiar kabar bahwa Pak Raden sedang dilanda masalah, BF2B merasa perlu memberikan support kepadanya. Dan pada saat itu, BF2B mendatangi rumah Pak Raden dan menyatakan akan memberikan dukungan penuh atas perjuangan beliau untuk mendapatkan kembali hak cipta Si Unyil. Mungkin, karena hal inilah yang memicu Rezpector untuk turut serta membantu Pak Raden mengikuti jejak BF2B yang senantiasa support atas perjuangan Pak Raden.
Dana "Ngamen untuk Pak Raden" ini dikumpulkan di Rezpector Pusat yang berbasis di Jakarta. Total dana yang telah dikumpulkan kawan-kawan Rezpector sebesar 6juta rupiah adalah hasil usaha yang mereka lakukan dengan cara mengamen dan beberapa diantaranya juga adalah hasil swadaya para Rezpector sendiri dari berbagai korwil seluruh Indonesia. Dana yang berhasil mereka kumpulkan ini disetorkan kepada rekening Rezpector Pusat untuk nantinya dihitung total jumlahnya. Setelah terkumpul semua, dana ini nantinya akan diserahkan oleh pihak Rezpector Pusat kepada BF2B yang akan diteruskan kembali kepada pihak Pak Raden.Alhamdulillah-nya saat BF2B menyerahkan dana ini, perwakilan Rezpector dari beberapa kota bisa ikut menyaksikan penyerahan ini langsung di depan mata mereka yang juga diliput oleh beberapa kawan media.
Sekitar pukul 16.00 lebih, sore itu Pak Raden datang ke Pro Arena futsal di bilangan Pondok Indah memenuhi undangan BF2B untuk hadir dalam acara penyerahan dana "Ngamen untuk Pak Raden" Beliau mengenakan baju kebesarannya yang berwarna coklat. Di tangannya yang terlihat garis-garis keriput menandakan usianya yang tidak lagi muda tergenggam sebuah tongkat. Pak Raden dengan kumisnya yang khas datang menggunakan kursi roda. "Saya sudah lama mengidap encok, jadi akan lebih mudah kemana-kemana bila menggunakan kursi ini" ujar PakRaden dengan logat Jawanya yg kental. Melihat Pak Raden datang dengan senang hati ke acara launching album mereka, BF2B langsung menyambutnya dengan mencium tangan salah satu inspirator anak-anak ini. "Pak raden apa kabar?" Bondan langsung menanyakan keadaan Pak Raden. "Alhamdulillah baik. Banyak sekali orang disini? Sedang ada apa ini?" jawab beliau.
Kemudian Bondan mewakili teman-teman lainnya menjawab bahwa saat ini Pak Raden sedang ada di dalam acara launcing album terbaru mereka dan salah satu poin acaranya adalah penyerahan dana "Ngamen untuk Pak Raden" yang dilaksanakan oleh dan dari Rezpector seluruh Indonesia. Mendengar ini, mata Pak Raden berkaca-kaca. Beliau berkata, "saya malu, sudah setua ini masih saja merepotkan yang muda." Bondan berkata, "Tidak apa-apa Pak Raden. Ini adalah murni keinginan kami semua. Saya dan teman Fade2Black hanya perantara, dimana sebenarnya Rezpector-lah yang berkeinginan untuk membantu bapak. Lagi pula sudah sewajarnya kalo kami yang dulu ini selalu diajarkan dan dibantu oleh Bapak sedari kecil, gantian sekarang kami yang membantu yang tua" ujar Lezano dengan senyum.
Rezpector dimana pun mereka berada, tidak hanya sebuah fans club band tertentu yang hanya menghabiskan waktu dengan berfoto ria atau sekedar bersenang-senang. Dengan program "Ngamen untuk Pak Raden" dan beberapa program lokal masing-masing daerah, Rezpector telah membuktikan bahwa mereka adalah sebuah wadah berorganisasi yang mampu berkarya untuk orang lain, menghargai orang lain, mencintai orang lain dan bermanfaat bagi orang lain. Yang patut diberikan penghargaan sebesar-besarnya sebenarnya bukan Bondan Prakoso & Fade2Black, tapi cara bersikap fans-fans loyal mereka yang bernama Rezpector ini.
RESPECT!!!!!!!!
"Ngamen untuk Pak Raden" ini adalah sebuah gerakan sosial yang digagas oleh para Rezpector yang merasa tergugah hatinya untuk membantu Pak Raden yang sedang terbelit masalah hak cipta Si Unyil. Gerakan sosial ini murni karena mereka (Rezpector) merasa bahwa Pak Raden sebagai seniman yang banyak memberikan pelajaran dan inspirasi kepada anak-anak telah diperlakukan seenaknya oleh orang-orang yang ingin menguntungkan diri sendiri.
BF2B sendiri tidak pernah meminta dan mengajak Rezpector untuk "bergerak" dan mengumpulkan dana. Seperti yang kita ketahui bersama, sejak tersiar kabar bahwa Pak Raden sedang dilanda masalah, BF2B merasa perlu memberikan support kepadanya. Dan pada saat itu, BF2B mendatangi rumah Pak Raden dan menyatakan akan memberikan dukungan penuh atas perjuangan beliau untuk mendapatkan kembali hak cipta Si Unyil. Mungkin, karena hal inilah yang memicu Rezpector untuk turut serta membantu Pak Raden mengikuti jejak BF2B yang senantiasa support atas perjuangan Pak Raden.
Dana "Ngamen untuk Pak Raden" ini dikumpulkan di Rezpector Pusat yang berbasis di Jakarta. Total dana yang telah dikumpulkan kawan-kawan Rezpector sebesar 6juta rupiah adalah hasil usaha yang mereka lakukan dengan cara mengamen dan beberapa diantaranya juga adalah hasil swadaya para Rezpector sendiri dari berbagai korwil seluruh Indonesia. Dana yang berhasil mereka kumpulkan ini disetorkan kepada rekening Rezpector Pusat untuk nantinya dihitung total jumlahnya. Setelah terkumpul semua, dana ini nantinya akan diserahkan oleh pihak Rezpector Pusat kepada BF2B yang akan diteruskan kembali kepada pihak Pak Raden.Alhamdulillah-nya saat BF2B menyerahkan dana ini, perwakilan Rezpector dari beberapa kota bisa ikut menyaksikan penyerahan ini langsung di depan mata mereka yang juga diliput oleh beberapa kawan media.
Sekitar pukul 16.00 lebih, sore itu Pak Raden datang ke Pro Arena futsal di bilangan Pondok Indah memenuhi undangan BF2B untuk hadir dalam acara penyerahan dana "Ngamen untuk Pak Raden" Beliau mengenakan baju kebesarannya yang berwarna coklat. Di tangannya yang terlihat garis-garis keriput menandakan usianya yang tidak lagi muda tergenggam sebuah tongkat. Pak Raden dengan kumisnya yang khas datang menggunakan kursi roda. "Saya sudah lama mengidap encok, jadi akan lebih mudah kemana-kemana bila menggunakan kursi ini" ujar PakRaden dengan logat Jawanya yg kental. Melihat Pak Raden datang dengan senang hati ke acara launching album mereka, BF2B langsung menyambutnya dengan mencium tangan salah satu inspirator anak-anak ini. "Pak raden apa kabar?" Bondan langsung menanyakan keadaan Pak Raden. "Alhamdulillah baik. Banyak sekali orang disini? Sedang ada apa ini?" jawab beliau.
Kemudian Bondan mewakili teman-teman lainnya menjawab bahwa saat ini Pak Raden sedang ada di dalam acara launcing album terbaru mereka dan salah satu poin acaranya adalah penyerahan dana "Ngamen untuk Pak Raden" yang dilaksanakan oleh dan dari Rezpector seluruh Indonesia. Mendengar ini, mata Pak Raden berkaca-kaca. Beliau berkata, "saya malu, sudah setua ini masih saja merepotkan yang muda." Bondan berkata, "Tidak apa-apa Pak Raden. Ini adalah murni keinginan kami semua. Saya dan teman Fade2Black hanya perantara, dimana sebenarnya Rezpector-lah yang berkeinginan untuk membantu bapak. Lagi pula sudah sewajarnya kalo kami yang dulu ini selalu diajarkan dan dibantu oleh Bapak sedari kecil, gantian sekarang kami yang membantu yang tua" ujar Lezano dengan senyum.
Rezpector dimana pun mereka berada, tidak hanya sebuah fans club band tertentu yang hanya menghabiskan waktu dengan berfoto ria atau sekedar bersenang-senang. Dengan program "Ngamen untuk Pak Raden" dan beberapa program lokal masing-masing daerah, Rezpector telah membuktikan bahwa mereka adalah sebuah wadah berorganisasi yang mampu berkarya untuk orang lain, menghargai orang lain, mencintai orang lain dan bermanfaat bagi orang lain. Yang patut diberikan penghargaan sebesar-besarnya sebenarnya bukan Bondan Prakoso & Fade2Black, tapi cara bersikap fans-fans loyal mereka yang bernama Rezpector ini.
RESPECT!!!!!!!!